Stila-Aria.1 – Sahabat Laut

Sitta Karina
[genre]
pop, remaja
[format]
paperback
[penerbit]
Terrant Books
[tahun]
2007
[jumlah halaman]
337
[isbn]
979-3750-24-3





“Iya, nggak kalah canggih. Tapi alamnya juga jadi nggak kalah hancur. Sayang...”

--Aria--

Bekerja sama dengan WWF Indonesia, Sitta Karina mencoba mengajak remaja untuk peduli dengan lingkungan melalui novel terbarunya, Stila-Aria.

Stila-Aria dimaksudkan sebagai novel serial dengan Aria sebagai tokoh sentralnya. Pada buku pertamanya ini – Sahabat Laut – cerita dimulai dari kepindahan Aria ke tanah air setelah hidup di Amerika sejak berumur lima tahun.

Aria adalah cewek remaja yang kritis terhadap keadaan lingkungan. Ia sangat peduli pada lingkungan di tanah airnya –Indonesia– yang semakin lama semakin rusak. Sifatnya yang tegas dan unik tersebut membuatnya menjadi magnet dalam kelas barunya.

Dengan cepat ia bersahabat dengan dua cowok teman sekelasnya, Jamie – cowok peranakan Indonesia-Australia yang ‘terlalu’ sadar dengan wajah gantengnya, dan Musa yang sudah bosan menjadi bayang-bayang Jamie sejak TK. Ada juga Ayumi, sang kapten cheerleader, yang walau sering bersitegang, tetap berniat mengajak Aria masuk dalam eskul cheerleader pimpinannya.

Walau Aria selalu tampak ceria di sekolah, sebenarnya ia memiliki masalah dalam keluarganya yang tak pernah tinggal bersamanya hingga ia kembali ke Indonesia - yang mengingatkan saya pada komik Pop Corn. Tak ada seorang pun temannya yang tahu – termasuk Jamie dan Musa – tentang keadaannya hingga kedatangan seorang murid baru bernama Izar.

Sejujurnya, Stila-Aria kurang ‘nendang’ dibandingkan novel-novel Sitta sebelumnya (walau tak mengurangi minat saya untuk menyelesaikannya). Dengan ending yang ‘nanggung’ (mungkin memang dimaksudkan seperti itu), banyak hal yang tampak tidak selesai. Seperti tokoh Izar yang muncul belakangan dan memiliki peran penting dalam masalah Aria dengan masa lalunya, atau Soma yang muncul tiba-tiba dan tanpa kelanjutan. Pun chemistry antara Aria dan Adam yang kurang terlihat.

Lalu saya berpikir *halah*, mungkin karena novel ini bersambung (bukan serial dong, kalau begitu^^), maka para karakternya dibuat nanggung seperti itu.

Tapi tenanglah, hai para penggemar Sitta Karina! Novel ini jauh dari kata biasa. Gaya menulis Sitta Karina membuat novel ini berbeda dengan teenlit lainnya. Dan itulah yang saya suka darinya. Selain itu, Stila-Aria penuh dengan pesan moral untuk para pembacanya.

Sebagai salah satu penggemar Sitta Karina dan satu dari sekian manusia yang peduli dengan lingkungan, saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca.

0 yang berbagi: