Biasa Bercerita

Nana Tedja

Erlangga, 2007

176 hal.

9789790152571





“...akankah menjadi sebuah pelajaran atau bahkan hanya menjadi sebuah cerita biasa yang sering terjadi di negeri ini?”

--Lilin – lilin kecil--


The Story:
Kebencian Rei terhadap ayahnya sudah sampai pada tahap luar biasa. Bagaimana tidak, jika ayah telah membunuh Oliver, kekasih anaknya sendiri! Salahkah jika satu-satunya keinginan Rei adalah membunuh ayah?

Kisah Rei tersebut adalah satu dari sembilan cerita pendek yang terkumpul dalam buku ini. Sang penulis – Nana Tedja – yang masih aktif dalam berbagai kegiatan sastra juga menghiasi kumpulan cerpennya ini dengan beberapa puisi dan ilustrasi karyanya sendiri.

Ayu thinks:
Konflik-konflik yang tertuang dalam kumpulan cerpen ini benar-benar erat dalam kehidupan nyata, terlebih lagi diceritakan secara lugas dan mengalir begitu saja. Pun, pemilihan nama untuk para karakternya terasa familiar.

Saya menemukan buku ini dalam rak ‘Bahasa dan Sastra’ di toko buku Gramedia. Pertama kali melihat, entah kenapa langsung saya ambil dan masukkan dalam tas belanjaan. Dan memang, buku kumpulan cerpen ini sangat layak untuk dibaca.

Perempuan Lain

Kristy Nelwan

Grasindo, 2007

xii + 362 hal.

979-759-774-1





“Maksud gue, status tuh penting nggak, sih?”

--Maya--


The Story:
Maya memergoki Fauzan, tunangan Hesti – sahabatnya – berselingkuh dengan wanita lain. Meluncurlah makian-makian kasar dari Maya. Ia paling benci dengan wanita perusak hubungan. Itu pula sebabnya, Maya kerap kesal dengan kakaknya yang selalu suka dengan pria beristri.

Kejadian tidak menyenangkan tentu diimbangi oleh hal-hal yang menyenangkan. Maya dipercaya menjadi PO untuk launch produk terbaru Nokila. Disanalah ia bertemu Sandi. Klien nya itu memberikan padanya perhatian lebih. Dan Maya jatuh cinta seperti Sandi yang juga jatuh cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau ternyata Sandi sudah menjadi milik wanita lain? Dan Maya tidak pernah bisa melepasnya, karena ia sudah jatuh terlalu jauh dalam cintanya pada pria itu. Tentu saja, kalau sudah begini, hubungan mereka harus dirahasiakan rapat-rapat, terutama dari Hesti.

Maksudnya, tidak mungkin memberitahu sahabatnya itu, sementara karena perselingkuhanlah, Hesti memutuskan pertunangannya. Dan Maya memaki-maki wanita selingkuhannya itu lalu berpidato panjang lebar tentang dirinya yang membenci wanita yang mau saja jadi selingkuhan.

Dan sekarang dalam posisi itulah Maya berada, menjadi selingkuhan! Jadi, mengerti, kan, kenapa Maya harus menyembunyikan hubungannya dengan Sandi tersebut?

Ayu thinks:
Satu dari sekian buku yang saya pilih karena kovernya^^. Lihatlah kover buku ini, tidakkah memancing rasa penasaran dan keinginan untuk membacanya? Dan sangat melegakan bagi saya, ternyata saat dibaca, isinya jauh dari kata mengecewakan.

Novel ini bercerita tentang affairs, baik affair sang tokoh utama, maupun orang-orang di sekitarnya. Banyak menggunakan alur flashback yang perpotongan scene-nya menggunakan lamunan si tokoh. Untunglah tidak membingungkan saat scene berpindah kembali ke masa kini.

Oke, apa yang bisa diambil dari kisah ini? Yaitu, hati-hati jika berselingkuh.... hahaha =D. Salah! Lebih baik jauhkan diri dari sebuah affair yang hanya akan membuat kesulitan bagi diri sendiri^^. Kita memang tidak dapat mengontrol hati untuk tidak jatuh cinta pada seseorang, tapi kita dapat mengontrol tindak diri.

Bellamore ~ A beautiful love to remember

Karla M Nashar

GPU, Juni 2007

264 hal.

979-22-2974-4

“Some things better left unspoken.”

--Fabian--



The Story:

Lana baru saja didepak oleh Tristan dengan alasan yang sama ketika diputuskan oleh pacar-pacarnya sebelum Tristan – menolak untuk bobok bareng^^. Tapi sepertinya Lana tidak dibiarkan untuk berlarut-larut dalam kesedihan ditinggal Tristan, karena ada seorang Fabian Ferdinandi.

Jadi, Fabian akan menggantikan posisi Tristan?

Salah! Justru kekesalan Lana terhadap Fabian membuatnya tidak sempat bersedih lama-lama karena Tristan.

Fabian, cowok Itali rekan kerjanya itu, tidak pernah berhenti menggoda Lana. Cowok itu terus penasaran pada Lana yang dianggapnya aneh karena mempertahankan keperawanannya. Ia tahu betul bagaimana memancing emosi Lana yang selalu berusaha untuk tenang tersebut.

Seks, seks, dan seks. Hanya hal itu yang selalu Fabian bicarakan, dan kerap membuat Lana naik darah. Tapi ketika Fabian harus meninggalkan Indonesia, Lana merasa kehilangan sesuatu. Dan akhirnya waktu mempertemukan mereka kembali dalam dinginnya kota New York. Saat itulah Lana harus mengetahui kenyataan tentang Fabian.

Ayu thinks:

Satu lagi novel yang dengan blak-blakan membicarakan seks. Memang sudah tidak aneh lagi, tapi dalam novel ini dipadukan dengan sang tokoh utama yang justru mati-matian mempertahankan keperawanannya sebelum ia menikah.

Tapi, sayang, (menurut saya) kenyataan mengejutkan yang ada tidak terlalu mengejutkan. Entah kenapa saya sedikit kecewa saat hal tersebutlah yang menjadi kenyataannya. Tapi alur yang baik (walau agak panjang^^) dan chemistry yang kuat antara Fabian dan Lana membuat ‘kenyataan’ itu tidak begitu menganggu (lagi-lagi ini pendapat subyektif saya^^).

Jadi apa yang dapat diambil dari kisah ini? Tentu saja, walau di dunia serba modern dan serba bebas ini, keperawanan patutlah dijaga... hahaha =D. Dan saat kamu mencintai seseorang, bukan berarti kamu harus memiliki dirinya. Karena mencintai seseorang berarti menginginkan kebahagiaan untuk orang tersebut.

I've Been Married To Hell! [Erai Tokoro ni Totsunaide Shimatta!]


Cast:

Nakama Yukie, Tanihara Shosuke, Matsuzaka Keiko

Director:
Osamu Katayama

Screenplay:
Noriko Goto

“I've married to hell!”
~Kimiko~

Story:
Kimiko (Nakama Yukie)adalah seorang wanita modern dan mandiri yang bekerja sebagai freelance writer di Tokyo. Ia dan Isojiro (Tanihara Shosuke) baru saja melangsungkan pernikahan mereka. Sesuai kesepakatan, pernikahan mereka hanya dihadiri oleh dua orang teman. Kimiko sendiri pun sempat-sempatnya ketiduran di tengah-tengah upacara pernikahan.


Saat mereka kembali ke apartment mereka, Isojiro memberitahu bahwa mereka harus datang ke rumah Yamamoto – keluarga Isojiro – untuk mengadakan resepsi. Kimiko tak bisa menolaknya karena Isojiro bilang, hanya sebuah resepsi sederhana yang hanya dihadiri oleh keluarga.

Terkejutlah Kimiko setiba di sana. Karena rumah Yamamoto sangat besar, bergaya tradisonil, dan penuh dengan tradisi-tradisi lama. Bahkan, saat datang, mereka berdua disambut secara formil – dimana menurut Isojiro hal itu sama sekali tidak formil.

Kimiko tambah shock begitu melihat Isojiro yang biasanya pemalas berubah 180 derajat, menjadi sopan. Dan dengan penuh semangat, Shimako (Matsuzaka Keiko) – ibu Isojiro – mempersilahkan Kimiko memperlihatkan keahliannya dalam memasak, merangkai bunga, menarikan tarian Jepang, dan semua hal yang menurut Shimako, Kimiko pelajari dari para masternya. Padahal hal tersebut sama sekali tidak benar. Isojiro berbohong agar Kimiko disukai oleh ibunya.

Sementara Kimiko sibuk meluruskan kesalahpahaman, Isojiro hanya terus meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Padahal, justru sebaliknya yang terjadi.

Ayu thinks:
Saat melihat tema cerita ini, saya sangka, saya akan melihat usaha Kimiko memperjuangkan dirinya untuk beradaptasi dengan tradisi-tradisi yang kolot dan berusaha diterima oleh Shimako –sang ibunda.

Tapi, saya lalu berpikir; ini, kan, drama Jepang. Dan cerita Jepang biasanya selalu hal biasa yang tidak biasa (bingung deh^^). Memang itu yang terjadi dalam film ini. Alih-alih menghadirkan ibu mertua yang strict – sehingga sang tokoh utama harus berusaha meluluhkan hatinya, film ini justru menghadirkan Shimako – seorang ibu yang sangat positive thinking.

Maka dimulailah kelucuan - kelucuan dalam film ini. Kimiko yang berusaha mengelak terus dari tradisi-tradisi lama, Shimako yang terus percaya bahawa Kimiko melaksanakan tradisi dengan senang hati, serta Isojiro yang terlalu polos dan baik, hingga tak bisa menolak semua permintaan – terutama semua ucapan Shimako.

Mungkin setelah beberapa episode, penonton akan sedikit merasa bosan. Karena pengulangan pola yang sama, yaitu, Kimiko yang terpaksa kembali lagi ke rumah Yamamoto untuk sebuah acara yang tak bisa ia tolak. Namun, komedi yang ada seolah menutupi semuanya.

Kimiko yang seorang super lady (ia dapat melakukan segalanya, sendirian), Isojiro yang terlalu polos (atau bodoh?^^), serta Shimako yang kadar pikiran positifnya di atas normal^^. Sebuah perpaduan yang menarik, kan?

*Sumber gambar:
Erai Tokoro ni Totsuide Shimatta! Official Site

Honey & Clover ~ Hachimitsu to Clover~

Cast:

Iseya Yusuke, Sakura Shoo, Aoi Yuu, Seki Megumi, Kase Ryo, Nakamura Shido

Director:
Masahiro Takada

Screenplay:
Masahiko Kawahara, Masahiro Takada


“For the first time, I saw someone fall in love.” ~Mayama~




Story:
Takemoto, seorang mahasiswa seni yang dianggap tak punya sense of fashion oleh para mahasiswi di kampusnya. Hari itu, ada acara minum-minum di rumah dosen mereka – Hanamoto sensei. Para mahasiswa-mahasiswi berkumpul di tempat itu, termasuk juga teman satu asramanya, Mayama – seorang cowok berkacamata jurusan arsitektur. Juga, teman ceweknya, Yamada, yang naksir berat pada Mayama.


Di tempat itulah, mereka bertiga bertemu dengan Hagu. Cewek mungil pemalu yang berbakat melukis ini adalah keponakan Hanamoto-sensei yang akan kuliah di universitas yang sama. Takemoto langsung jatuh cinta saat pertama kalinya melihat Hagu yang sedang asyik melukis di ruangan lantai dua.

Sementara Yamada terus memperjuangkan rasa sukanya pada Mayama, yang sebenarnya sedang jatuh cinta pada atasan di tempatnya bekerja – Harada, Takemoto pun memberanikan dirinya untuk mendekati Hagu.

Kemudian, datanglah Morita. Senior mereka yang belum lulus juga gara-gara terlalu sering ‘menghilang’ ke luar negeri. Saat pertama kali bertemu Hagu, Morita justru saling berebut buku sketsa dengan cewek mungil itu. Tapi, seiring seringnya mereka bertemu, sebuah ‘ikatan’ terjalin antara mereka berdua. Takemoto yang menyadarinya semakin ragu untuk menyatakan perasaannya pada Hagu.

Satu hari, mereka berlima pergi ke pantai. Dan terpaksa menginap semalam, karena mobil yang mereka naiki mogok di tempat. Dan terjadi sesuatu di pantai itu, menyebabkan Hagu kembali murung dan kehilangan gairahnya untuk melukis.

Ayu thinks:
Film ini diadaptasi dari manga berjudul sama yang telah dibuat versi animenya terlebih dahulu. Kebiasaan saya jika menonton film adaptasi dari manga/anime, adalah mencari kemiripan antara keduanya – terutama para karakternya.

Secara keseluruhan, saya menyukai film ini. Kesan yang sama seperti yang rasakan pada anime seriesnya. Perasaan bertepuk sebelah tangan yang dialami para karakter dalam film ini berhasil ‘menyentuh’ saya.

Yang sedikit membuat saya kecewa adalah penggambaran para karakternya. Memang, mereka mirip dengan tampilan pada animenya. Tapi saya menangkap kesan yang berbeda. Seperti yang sudah saya tulis dalam jurnal; untuk kedua karakter cewek (Hagu dan Yamada) sama sekali tidak mengecewakan. Justru karakter cowoknyalah yang membuat saya kecewa^^

Takemoto lebih cute karakter animenya ;p, tapi untungnya saya bisa menangkap kesan yg sama dari dirinya. Morita; lebih berantakan dan sedikit cool, sementara versi anime, sedikit rapi serta gila dan ngocol^^. Well... menurut saya, untuk seorang mahasiswa seni yang ‘hobinya’ menghilang tiba-tiba dan muncul juga tiba-tiba, memang lebih cocok karakter dalam movie. Sementara, Mayama dalam anime berkesan dewasa. Sedangkan dalam versi movie, dia justru tampak seperti kutu buku yang aneh plus seorang stalker^^. Nggak sukaaa!! Mana Mayama versi anime? Saya lebih suka yang itu! Tambahan, karakter Hanamoto-sensei juga kurang mirip.

Tapi saya tetap akan memberikan nilai empat bintang dari lima pada film ini.

Don't Let Me Awake If This Is a Dream ~Yume Nara Samenaide

Yasuko

Torana Astrid Y (Terj.)

MnC

Cetakan I, Juni 2007

“Selamanya, aku akan berada di sisi Sachika.”
~Tetsuo~
Story:
Sachika terbangun dari komanya akibat tertabrak mobil sepulang berkencan dengan Tetsuo. Tapi yang ada di sampingnya bukanlah orang tuanya maupun Tetsuo, melainkan seorang pria asing bernama Kohara yang mengaku saudara jauhnya.


Dalam kebingungannya, Kohara membawa Sachika ke rumahnya. Orang tuanya menghilang dan Tetsuo meninggalkannya. Sachika pun semakin menemukan kejanggalan dalam diri Kohara, hingga ia menyadari kenyataan yang sesungguhnya.

Ayu thinks:
Sebenarnya tema seperti ini bukan ide baru. Saya sudah menemukan beberapa tema serupa dalam berbagai judul manga. Tapi Yasuko-sensei menggambarkannya dengan indah, hingga membuat saya tersentuh dan begitu ingin memasukkannya ke dalam blog ini^^.

Buku ini baru saya beli kurang dari seminggu yang lalu, tapi entah sudah berapa kali saya baca. Di dalamnya terdapat 3 cerita pendek dari Yasuko-sensei yang semuanya unik^^.

Gokil!

Miund
Rahat Books
Cetakan II, Juni 2007
Xiv + 222 hal.
797-1238-40-5



“...karena cinta sebagaimana juga hidup harus dibiarkan mengalir dan ditambahkan dengan usaha.”
~Miund~


Story:
Sedang berjalan-jalan di Metro Plaza Senayan bersama Wenni dan Tiyas.


Pernyataan bodoh:
Saya : “Bo, gue nggak ngerti deh ama Superman baru. Kenapa ya ketika dia jadi Clark Kent itu rambutnya gonjes, tapi kalo jadi Superman teh cepak. Ga berantakan lagi kalo terbang. Edan yah!”

Tanggapan tolol pertama:
Tiyas : “Mungkin pake hairspray.”

Tanggapan tolol kedua:
Wenni : “Ih kalo gue mah gak mikirin rambutnya. Yang gue gak ngerti... Superman itu kenapa matanya pake infra red? Hari gini jamannya udah bluetooth gitu loohh...”

*catatan redaksi: Wenni bekerja di bidang telekomunikasi.
-----------
Percakapan di atas hanya salah satu bagian dari kumpulan blog Miund (ya, ini nama orang), seorang perempuan twenstysomething di Jakarta. Masih banyak lagi berbagai bahasan ringan, lucu, dan tajam tentang kehidupan sehari-hari dalam buku ini. Disajikan dengan idealis tanpa menggurui. Kadang tampak ‘termehe-mehe’, naif, bingung dengan langkah yang diambil, yang akhirnya membuat tulisan pekerja kreatif ini jadi lucu, dalam, sekaligus...gokil!

[Sinopsis diambil dari back cover *males mode on^^*]

Ayu thinks:
Bukan bermaksud membandingkan, tapi memang tidak jauh berbeda dari buku Kambing Jantan-nya Raditya Dika. Yah, namanya juga tulisan yang diambil dari blog, yang berarti tulisan-tulisan tersebut adalah isi hati dari pemilik blog a.k.a jurnal pribadi a.k.a diary.

Tapi isinya memang cukup sesuai dengan judulnya, walau beberapa berisi kekesalan yang disamarkan menjadi komedi. Favorit saya adalah entry yang membahas tentang lagu dan permainan anak-anak. Menghibur!

Kalau kamu sedang malas mikir yang susah-susah, atau membutuhkan bacaan yang menghilangkan mood yang sedang buruk, bacalah buku ini. Gokil!^^