ZONA @ TSUNAMI
DEWIE SEKAR
GPU
392 hal.
"Kalau kau belum pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, bukan berarti cinta macam itu tak ada. Kau hanya belum pernah merasakannya"
~Sakti~
Mutiara dan Zona. Copy writer dan Art director yang bekerja dalam satu kantor itu sebenarnya saling menyukai satu sama lain. Sayangnya, pertemuan mereka lebih sering diisi oleh perang mulut. Zona yang hobi menggodanya selalu dibalas Mutia dengan sikap jutek.
Akhir 2004, Zona yang mendapat tugas dari LSM tempatnya menjadi anggota gerakan pelestarian alam berangkat ke Nangroe Aceh Darussalam untuk menyelidiki proyek di Taman Nasional Gunung Leuser. Dalam perjalanannya Zona singgah di Banda Aceh. Saat itulah terjadi tsunami. Musibah dahsyat yang meluluh lantakan Aceh hingga berkeping-keping itu turut melenyapkan Zona.
Rasa khawatir dan cintanya pada Zona membuat Mutia nekat pergi ke Banda Aceh. Ia rela mengais-ngais tumpukan jenazah yang puluhan ribu banyaknya demi menemukan Zona. Tanpa lelah. Mutia tidak hanya mencari Zona di reruntuhan kota Aceh tersebut. Ia juga turut membantu para korban tsunami dengan memanfaatkan ilmu psikologi yang ia pelajari waktu kuliah dulu.
Zona tidak mati. Ari, saudara kembarnya, menemukan Zona tiga hari setelah tsunami dalam keadaan menggenaskan. Dan Ari membawa Zona keluar dari Aceh. Sekarang Zona berada di rumah sakit Singapura. Tsunami merenggut tangan kanan Zona hingga harus diamputasi. Zona yang kecewa menyembunyikan diri dari orang-orang yang mencarinya, terutama dari Mutia. Ia tidak sanggup bertemu cewek itu.
Sakti, seorang dokter yang memutuskan untuk pergi dan menetap di Aceh demi membantu para korban tsunami. Walau untuk itu ia harus putus dengan pacarnya yang manja yang terus melarangnya pergi. Sakti bertemu Mutia di reruntuhan Aceh. Ketegaran Mutia mencari Zona yang orang-orang kira tunangannya itu menumbuhkan simpati Sakti. Dan simpati itu berubah menjadi cinta. Tapi Mutia sudah memiliki Zona, jadi Sakti memutuskan membantu Mutia menemukan Zona.
Tanpa tahu Zona telah selamat, Mutia terus mencarinya. Walau tahu Mutia terus mencarinya tanpa lelah, Zona tetap tidak mau menunjukan dirinya. Meski tahu dalam hati Mutia hanya ada Zona, rasa dalam hati Sakti justru bertambah besar. Apa yang akan terjadi pada mereka bertiga?
Novel ini memang sudah lama terbit, tapi baru sekarang aku baca. Semua gara-gara novel Perang Bintang yang kubeli beberapa bulan lalu. Sejak membaca novel itu, aku langsung suka dengan gaya penulisannya.
Musibah Tsunami yang melatar belakangi kisah Mutia dan Zona ini tidak membuatnya menjadi novel cengeng yang bisa bikin nangis bombay, malah kadang membuatku tertawa dengan humor-humor segarnya yang kadang muncul.
Posted in: books, GPU, novel on Tuesday, March 06, 2007 at at 7:53 AM