Gemala dan Rumah Kayu Oak

Alif Ra’ain

Gagas Media, 2007

x + 156 hal.


"Hampir semua yang datang ke sini tidak pernah ingin kembali ke duniamu"

~Nacisot~


Setelah menyelesaikan tahun ajarannya di sekolah, Gemala dan Bei pun menyusul kedua orang tuanya ke kota London untuk menetap di sana. Mereka akan tinggal di Old Creek Street, di salah satu pemukiman tua yang terletak di sebelah barat London.

Lingkungan yang nyaman dan asri segera membuat Gemala menyukainya. Di belakang rumah yang luas terdapat beberapa pohon besar. Yang membuat Gemala tertarik adalah adanya sebuah rumah kayu mungil di salah satu pohon tersebut – terletak tepat bersebrangan dengan kamar Gemala di lantai dua.

Ibu melarangnya untuk menyentuh rumah pohon itu, karena berbahaya dan takut Bei akan ikut-ikutan. Tapi Gemala tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya. Maka, saat kedua orang tua dan Bei pergi, Gemala memutuskan untuk menaiki rumah pohon tersebut.

Rumah pohon itu, walau sudah tua, ternyata masih berdiri kokoh. Didalamnya banyak terdapat pintu-pintu mungil dan sebuah kursi goyang. Yang membuat Gemala merasa aneh, ia tidak menemukan sedikit pun debu, padahal sudah lama tidak ada yang menempati. Tapi rasa gembira Gemala karena merasa menemukan tempat untuk dirinya sendiri membuatnya tidak menghiraukan hal itu.

Beberapa hari kemudian, Gemala kembali ke rumah pohon itu, membawa serta karpet lama yang sudah tidak digunakan lagi. Karena merasa nyaman, Gemala pun akhirnya tertidur.

Saat ia terbangun, rumah kayu itu sudah bertambah besar! Dan ia bertemu dengan seekor kucing besar yang bisa berbicara, mengenakan celana pendek dan sepatu boot, serta berdiri layaknya manusia!

Ternyata Gemala memasuki Azzrael, dunia yang penuh dengan sihir dan keajaiban. Tapi yang diinginkan Gemala hanya pulang ke rumahnya, ke tempat keluarganya. Maka Ralph – si kucing yang bisa berbicara tersebut – mengajaknya ke tempat Samuel Tua. Menurutnya hanya Samuel Tua yang bisa memulangkan Gemala.

Ternyata tidak semudah itu menemukan pintu keluar dari dunia ini. Ditemani oleh teman-teman barunya, Gemala pun menjalani petualangan penuh kejutan yang melibatkan perseteruan antar kekuatan sihir demi menemukan pintu menuju dunianya.

Membaca ini jadi teringat dongeng yang pernah kubaca waktu kecil. Satu lagi, seperti dunia Narnia?

Ilustrasi kovernya sangat mendukung isi cerita. Aku jadi bisa membayangkan setting Azzrael. Tapi sayang, usia Gemala kurang cocok dengan deskripsinya. Menurutku akan lebih cocok jika Gemala berusia 13/14 tahun, karena orang-orang di dunia Azzrael memanggilnya nona kecil. Akhirnya selama membaca novel ini aku membayangkan Gemala berusia 13 tahun.

Dilihat dari endingnya, mungkin akan ada judul-judul lain dari serial Gemala?

2 yang berbagi:

  1. Azzrael..wahh dunia baru lagi tuh !! selama ini taunya kalo cuma gottham city doang ^_^ , nanti kalo ada kesempatan bikin novel mau bikin dunia apa nih ?

     
  2. nggak cuma orang luar, kan, yg bisa bikin fantasi :) Tapi sayang, di cerita ini, Azzrael kurang dieksplor lebih dalam (mungkin karena ceritanya terlalu pendek)

    kesempatan bikin novel? wah... dunia apa, ya? ;)