XX
GPU, September 2007
216 hal.
979-22-3204-4
"Aku tak sabar menunggu hari saat kita bisa menghabiskan pagi dengan melihat anak-anak kita tumbuh dan menikmati senja dengan melihat matahari terbenam."
--XX--
Selama bertahun-tahun Liana selalu menerima SMS pernyataan cinta dari seseorang bernama XX. Liana tidak pernah tahu siapa orang itu hingga suatu hari ketika ia dan tiga orang sahabatnya serta suami-suami mereka berkumpul setelah sekian lama.
XX kembali mengirimkan SMS yang hanya diketahui oleh mereka yang datang pada pertemuan itu. Dan itu berarti kecurigaan menyempit pada suami-suami sahabatnya, karena hanya mereka laki-laki yang hadir pada saat itu.
Berpegang pada clue tersebut, mereka berempat mulai menyelidiki siapa sebenarnya XX. Namun hal ini justru memicu perselisihan-perselisihan pada rumah tangga ketiga sahabatnya yang memang terlihat rapuh.
Ketiga sahabatnya ingin terus membantu, tapi mereka tidak tahan pada kecemburuan terhadap suami-suami mereka yang selalu memuji Liana yang memang memiliki kecantikan luar biasa. Semakin bertambah petunjuk yang mereka dapat, semakin sahabat-sahabat Liana takut akan kehilangan suami mereka.
Membaca cerita dalam metro pop ini membuat saya teringat akan serial desperate housewive. Penuh intrik dan teka-teki. Yang menarik, novel ini justru diceritakan melalui sudut pandang salah satu dari sahabat Liana, sang masalah utama.
Buku ini menarik dan sama sekali tidak membosankan. Sepanjang kita menyusuri tiap halamannya, kita akan dibuat menebak-nebak siapa sebenarnya XX. Dan tidak semudah itu, karena semuanya memiliki motif untuk mendekati Liana, sang bunga di antara empat sahabat tersebut.
Posted in: books, GPU, novel on Thursday, October 04, 2007 at at 7:19 AM