QUARTER LIFE DILEMMA

PRIMADONNA ANGELA

GPU

320 HLM.

I may not be able to make everyone happy. But I can try to bring happiness to my loved ones.

~Ine~

kalau kamu mengenal orang yang memiliki hidup ‘sempurna’ – wajah cantik, tubuh langsing, karier sukses, mau cowok tinggal milih – apa yang kamu pikirkan tentang dia? Kamu pasti berpikir betapa bahagianya dia. Well, sepertinya bukan hal ini yang terjadi dalam hidup Ine Puspitasari, tokoh utama dalam buku ini.

Dalam kehidupan ‘sempurna’nya ia kerap merasa dirinya tidak bahagia. Baginya, ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Masalahnya, Ine tidak tahu hal apa yang membuatnya merasa seperti itu.

Ok! Coba di cek ulang. Jabatan creative director dalam sebuah advertising agency ternama, kurang apa lagi? Atau mungkin dirinya iri pada pernikahan Jay dan Belinda – sahabatnya yang kini sedang hamil – yang begitu bahagia? Apa karena pendamping yang belum ia temukan juga?

Suatu hari, Marco - seorang sahabat Jay dari Singapore, datang menghubungi Ine, memintanya untuk bertemu. Marco yang memang menaruh perhatian pada Ine mulai menarik perhatian cewek itu. Sayang, karena suatu sebab Marco kembali ke Singapore tanpa mengatakan apa pun pada Ine. Karena tidak ingin mengalami kekecewaan, Ine berusaha tidak terlalu berharap. Ine pun kembali pada kesehariannya, sibuk dalam pekerjaaannya dan juga sibuk menemani Belinda yang selalu kalap membeli perlengkapan bayi.

Sampai suatu ketika, Ine harus memilih salah satu diantara dua hal paling penting dalam hidupnya, meninggalkan karier suksesnya atau meninggalkan Belinda yang akan melahirkan sendirian tanpa ditemani Jay. Mana yang akan Ine pilih?

Buku kelima dari Primadonna Angela ini emang TOBH banget! Menurut saya pribadi, lebih menarik dari prekuelnya – Quarter Life Fear – yang menceritakan kisah Belinda, tapi tetap saja begitu selesai membaca QLD saya langsung kembali mengambil QLF dari rak buku untuk saya baca ulang (kangen!).

Satu lagi: lucuuuu!! Pikiran-pikiran ngaco Ine dan kekalapan Belinda pada hobi barunya: belanja keperluan bayi dan nafsu makannya yang bertambah berlipat-lipat selalu sukses membuat saya ketawa sendirian diatas sofa.

Bukan ingin mencari muka penulisnya nih (peace mbak... ^__^) tapi buku-bukunya Primadonna Angela memang layak banget dibaca, apalagi dikoleksi.

0 yang berbagi: